2.1
Definisi Belajar Pengetahuan Deklaratif
Ahli psikologi kognitif memandang
belajar sebagai proses interaksi yang tinggi dalam membangun makna secara
personal dari informasi yang diperoleh dengan pengetahuan yang sudah ada
menjadi pengetahuan baru. Menerima pengetahuan melibatkan proses interaksi
antara apa yang sudah diketahui dengan apa yang ingin dipelajari, dan setelah
itu mengintegrasikan informasi tersebut menjadi langkah-langkah sederhana yang
mudah digunakan. Menurut E.D. Gagne (1985), pengetahuan dapat dikategorikan
menjadi dua, yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Menurut Hoy, W. K.,
& Miskel, C. G. (2005),
Perspektif
kognitif membagi jenis pengetahuan menjadi tiga bagian, yaitu: Pengetahuan Deklaratif, Pengetahuan Prosedural, dan Pengetahuan Kondisional. Banyak ahli yakin bahwa pemerolehan tipe pengetahuan
yang berbeda memerlukan proses yang berbeda pula.
Pengetahuan Deklaratif, yaitu pengetahuan
yang bisa dideklarasikan biasanya dalam bentuk kata atau singkatnya pengetahuan
konseptual. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan “apa sesuatu itu?”, yang
merupakan masalah dalam suatu kasus. Sama halnya dengan menginginkan siswa
untuk “mengerti” atau “memahami” materi pembelajaran atau konten.
Contoh
pengetahuan deklaratif sangat beragam, bisa berupa pengetahuan tentang fakta
(misalnya, bumi berputar mengelingi matahari dalam kurun waktu tertentu),
generalisasi (setiap benda yang di lempar ke angkasa akan jatuh ke bumi karena
adanya gaya gravitasi), pengalaman pribadi (apa yang diajarkan oleh guru sains
secara menyenangkan) atau aturan (untuk melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan pada pecahan maka pembilang harus disamakan terlebih dahulu).
Kata-kata yang biasa digunakan
untuk materi pembelajaran deklaratif diantaranya adalah menjelaskan,
menggambarkan, meringkas, menampilkan daftar. Meskipun pembelajaran dekralatif sering dikesampingkan karena dianggap
hanya sebagai pengetahuan yang semata-mata menghafal, tidak menarik dan tidak
penting, tapi hal itu merupakan substansi dari sebuah pembelajaran.
Pembelajaran deklaratif merupakan bagian yang penting dari apa yang kita
pelajari sepanjang hidup kita walaupun pembelajaran ini sering di konotasikan
sebagai pembelajaran yang bersifat hafalan. Pembelajaran deklaratif juga memiliki hubungan yang erat dengan
pembelajaran yang lain. Pembelajaran deklaratif memaparkan langkah-langkah yang
diperlukan untuk melengkapi prosedur dan keterampilan psikomotor
sehingga masalah-masalah dapat dipahami dan diselesaikan.
2.2
Pentingnya Belajar Pengetahuan Deklaratif
Meskipun pembelajaran dekralatif
sering dikesampingkan karena dianggap hanya sebagai pengetahuan yang
semata-mata menghafal, tidak menarik dan tidak penting, tapi hal itu merupakan
substansi dari sebuah pembelajaran. Pembelajaran deklaratif merupakan bagian
yang penting dari apa yang kita pelajari sepanjang hidup kita walaupun
pembelajaran ini sering di konotasikan sebagai pembelajaran yang bersifat
hafalan.
Pembelajaran deklaratif juga
memiliki hubungan yang erat dengan pembelajaran yang lain. Pembelajaran
deklaratif memaparkan langkah-langkah yang diperlukan untuk melengkapi prosedur
dan keterampilan psikomotor sehingga masalah-masalah dapat dipahami dan
diselesaikan.
2.3
Proses Belajar Pengetahuan Deklaratif
Ada enam
langkah-langkah proses perolehan belajar pengetahuan deklaratif, yaitu:
1. Tingkat-tingkat
aktifitas dalam jaringan proposisi
Anderson
(1983) berpendapat bahwa proposisi mempunyai berbagai tingkatan-tingkatan
aktifitas. Pada suatu waktu sebegian besar proposisi itu tidak aktif, sebagian
kecil proposisi yang aktif pada waktu-waktiu tertentu adalah bagian yang pada
waktu itu kita pikirkan. Proposisi-proposisi itu ialah pengetahuan lama bukan
pengetahuan baru.
2. Beberapa Prinsip tentang perolehan
pengetahuan deklaratif
Pengetahuan deklaratif baru
diperoleh bila suatu proposisi baru disimpan bersama proposisi yang berhubungan
dalama jaringan proposisi. Gagasan yang terakhir ini bukan suatu gagasan dari
memori jangka panjang atau suatu gagasan yang disajikan oleh stimulus external.
Gagasan ini merupakan hasil dari proses berpikir. Bentuk proposisi ini disebut
suatu elaborasi, sebab proposisi ini menambahkan imformasi pada imformasi yang
masuk. Langkah-langkah dalam perolehan pengetahuan tidak menyediakan kesempatan
bagi terjadinya belajar informasi yang sama sekali tidak bermakna. Hal ini
disebabkan karena syarat untuk belajar ialah bahwa harus terjadi hubungan
anatara pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya. Jika semua belajar
pengetahuan deklaratif itu bermakna (membutuhkan hubungan antara pengetahuan
baru dengan pengetahuan lama). Bila telah terbentuk lebih dari satu proposisi
yang memiliki bersama suatu gagasan, maka mulailah pembentukan jaringan
proposisi. Mulai saat ini walaupun sensasi-sensasai dan tindakan-tindakan akan
merangsang pemanggilan proposisi, proposisi yang berhubungan akan juga mulai
saling merangsang. Secara singkat dapat dikemukakan bahwa makna harus
terkandung dalam hubungan-hubungan antara bagian struktur pengetahuan.
3. Pemanggilan dan kontruksi
pengetahuan deklaratif
Suatu proses pemangilan biasanya
dimulai bila seseorang bertanya kepada kita atau bila kita membaca suatu
pertanyaan. Dapat juga suatu pemanggilan dimulai oleh pertanyaan yang datang
dari kita sendiri, misalnya: waktu kita memcah masalah dan membutuhkan
informasi yang sudah disimpan sebelumnya. Bila pertanyaan itu dating dari
sumber luar pertanyaan itu harus diubah dahulu menjadi prosisi-proposisi yaitu
media penyajian internal. Bila hal ini telah dilakukan maka konsep-konsep dalam
proposisi akan mengaktifkan bagian-bagian dari jaringan proposisi yang
berhubungan dengan konsep-konsep itu.
Aktifasi akan menyebar pada
konsep-konsep yang lain sehingga suatu proposisi secara keseluruhan
teraktifasi. Proposisi yang telah teraktifasi ini diteliti, untuk melihat
apakah proposi ini dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. Bila dapat maka
proposisi itu diterjemahkan kedalam ucapan atau jawaban tertulis, dan
dikeluarkan ke lingkungan. Bila proposisi itu tidak menjawab pertanyaan, dan
masih ada waktu untuk mencari jawaban, maka pencarian diteruskan dengan
membiarkan aktifasi menyebar hingga proposisi lainnya teraktifasi dan diharapkan
dapat memberikan jawaban. Tetapi bila tidak ada waktu lagi untuk pencarian
selanjutnya, maka orang yang bersangkutan dapat membuat penerkaan didasarkan
pada pengetahuan yang tersedia.
4. Elaborasi pengetahuan deklaratif
Elaborasi ialah proses penambahan
pengetahuan yang berhubungan pada informasi yang sedang dipelajari. Elaborasi
memperlancar pemanggilan dengan dua cara :
a. Elaborasi
menyediakan alternative cara-cara untuk pemanggilan agar aktifasi menyebar.
b. Elaborasi
menyediakan informasi tambahan yang dapat berguna untuk mengkontruksi jawaban.
Banyak penelitian telah dilakukan yang mengemukakan
nilai proses elaborasi dalam perolehan dan pemanggilan pengetahuan deklaratif.
Elaborasi dapat mengambil beberapa bentuk, sebagian ada yang lebih efektif sebagai perangsangn pemanggilan. Elaborasi yang efektif mengikat menjadi satu bagian-bagian proposisi-proposisi yang ingin di ingat seseorang, dan menstimulasi pemanggilan apa yang dipelajari. Elaborasi yang kurang efektif tidak melakukan hal itu.
Elaborasi dapat mengambil beberapa bentuk, sebagian ada yang lebih efektif sebagai perangsangn pemanggilan. Elaborasi yang efektif mengikat menjadi satu bagian-bagian proposisi-proposisi yang ingin di ingat seseorang, dan menstimulasi pemanggilan apa yang dipelajari. Elaborasi yang kurang efektif tidak melakukan hal itu.
Bandsford (dalam Gagne,1985) dan kawan-kawan telah
meneliti efek beberapa bentuk elaborasi terhadap menghafalkan kalimat-kalimat.
Dalam salah satu penelitian mereka, murid-murid kelas 5 dibagi menjadi tiga
kelompok menurut keberhasilan mereka. Kelompok-kelompok ini disebut “berhasil”,
“cukup” dan “kurang berhasil”. Semua murid-murid ini diberi satu daftar yang
berisi kalimat-kalimat seperti “Orang laki-laki tinggi menggunakan kuas cat”
atau Orang yang lapar itu masuk ke Mobil. Pada mereka dikatakan bahwa setiap
kalimat tertuju pada orang yang berlainan (misalnya kuat, lapar, dst).
5. Organisasi Pengetahuan Deklaratif
Siswa –siswa yang baik, bila diberi tugas membaca,
akan melakukan elaborasi terhadap informasi yang mereka baca. Ini berarti bahwa
mereka memikirkan gagasan-gagasan, contoh - contoh, gambaran-gambaran mental,
atau perincian-perincian yang berhubungan, mereka juga mengorganisasi informasi
baru itu. Organisasi ialah proses pembagian himpunan informasi menjadi sub-sub
himpunan dan penentuan hubungan antara sub-sub himpunan itu. Menurut Reitmen
dan Rueter (1980) manusia mengorganisasi informasi secara spontan.
Efek organisasi terhadap menghafal
Organisasi sangat menolong pengingatan informasi.
Apakah informasi itu berupa daftar berisi kata-kata benda, cerita-cerita, teks
pelajaran, data menunjukkan banyak keuntungan dari organisasi. Murid-murid
sekolah dasar makin menarik keuntungan dari organisasi untuk meningkatkan
ingatan mereka selama sekolah. Untuk meneliti ini biasanya pada para siswa
diperlihatkan sejumlah gambar-gambar, benda-benda, lalu mereka diminta untuk
mempelajari gambar-gambar itu, kemudian menghafalkannya sebanyak mungkin. Data
ini menyarankan anak-anak yang lebih tua menghafalkan lebih banyak karena
mereka mengelompokkan lebih banyak. Rupa-rupanya dengan mengorganisasi output
respon menjadi kategori –ktegori penghafalan dapat ditingkatkan.
Mekanisme organisasi
Telah terbukti bahwa organisasi meningkatkan kemampuan
menghafal, tetapi timbul pertanyaan : Bagaimana organisasi meningkatkan
menghafal? Banyak jawaban yang diberikan pada pertanyaan ini, dan penelitian
dalam bidang ini masih terus dilakukan. Salah satu kemungkinan ialah bahwa
organisasi beroperasi seperti elaborasi-elaborasi tepat. Organisasi menyediakan
hubungan –hubungan yang ketat dengan informasi yang kita hafal, sehingga
penyebaran aktivasi akan tinggal dalam daerah yang relevan dari memori jangka
panjang, dan tidak menjauh.
Kemungkinan yang lain ialah bahwa organisasi dapat menolong memecahkan masalah memori kerja yang berkapasitas kecil itu, kapasitas yang kecil ini menimbulkan masalah-masalah, sebab sesudah memanggil informasi, seseorang telah kehabisan ruang. Manusia dapat menggunakan organisasi secara srtategis untuk mengatasi masalah ini. Bila informasi dibagi menjadi beberapa sub-himpunan, karena sub himpunan lebih kurang jumlahnya dari item-item yang berdiri sendiri, maka dengan demikian seluruh informasi dapat dijejaki tanpa informasi itu benar-benar ada dalam memori kerja. Selain itu organisasi dapat menyediakan suatu sumber perangsang pemanggilan yang dihasilkan secara internal yang membimbing penyebaran aktivasi.
Kemungkinan yang lain ialah bahwa organisasi dapat menolong memecahkan masalah memori kerja yang berkapasitas kecil itu, kapasitas yang kecil ini menimbulkan masalah-masalah, sebab sesudah memanggil informasi, seseorang telah kehabisan ruang. Manusia dapat menggunakan organisasi secara srtategis untuk mengatasi masalah ini. Bila informasi dibagi menjadi beberapa sub-himpunan, karena sub himpunan lebih kurang jumlahnya dari item-item yang berdiri sendiri, maka dengan demikian seluruh informasi dapat dijejaki tanpa informasi itu benar-benar ada dalam memori kerja. Selain itu organisasi dapat menyediakan suatu sumber perangsang pemanggilan yang dihasilkan secara internal yang membimbing penyebaran aktivasi.
6. Pertolongan Elaborasi dan Organisasi
dalam Pengajaran
Elaborasi dan organisasi memperlancar belajar
menghafal kedua proses sedapat mungkin ditingkatkan dalam mengajar, karena
setiap orang itu berbeda dalam mengadakan elaborasi secara spontan terdapat
informasi sehingga banyak yang dapat dilakukan melaui pengajaran atau
materi-materi tambahan untuk meningkatkan penggunaan penggunaan proses-proses
elaborasi dan organisasi pada para siswa. Jangan menyajikan materi pembelajaran
baru dengan cara yang mengurangi kemaknaannya dan organisasi.
Untuk merangsang organisasi guru dapat memberikan
suatu daftar yang berisi garis-garis besar pelajaran (suatu outline). Di mana
diminta para siswa untuk memberikan contoh konsep baru suatu outline atau
menggunakan kata-kata yang merangsang organisasi. Daftar pertanyaan merangsang
proses belajar deklaratif yang tergantung pada imajinasi guru atau perencanaan
pelajaran. Beberapa kata-kata atau pertanyaan pada permulaan suatu pelajaran
yang memperlihatkan pada para siswa bagaimana materi baru terkait pada materi
yang telah mereka ketahui, dapat meningkatkan belajar dan menghafal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar